Minggu, 22 Oktober 2023

BAB II : KUNCI KERUKUNAN

 A. Toleransi (Tasāmuḥ) 

1. Pengertian Toleransi (Tasāmuḥ) 

Kata tasāmuḥ diambil dari kata samaḥa berarti tenggang rasa atau toleransi. Dalam bahasa Arab sendiri tasāmuḥ berarti sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf. Dalam pengertian secara istilah, tasāmuḥ adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh agama Islam. Maksud dari tasāmuḥ ialah bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi, misalnya toleransi dalam agama ialah sikap saling menghormati hak dan kewajiban antar agama. Tasāmuḥ dalam agama bukanlah mencampuradukkan keimanan dan ritual dalam agama, melainkan menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain. 

2. Toleransi dalam Agama Islam 

Tasāmuḥ ialah sikap yang mengarahkan pada keterbukaan dan menghargai perbedaan. Perbedaan merupakan fitrah yang sudah menjadi ketetapan Allah Swt. dan seluruh manusia tak bisa menolak-Nya. Konsep tasāmuḥ yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan praktis serta tidak berbelit-belit. Yaitu dengan mengenali, menghargai, dan terbuka dengan perbedaan. Namun, apabila hubungannya dengan keyakinan dan ritual, agama Islam tidak mengenal kata kompromi. Keyakinan umat Islam kepada Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain begitu pula dengan ritualnya.

3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah mengetahui sikap tasāmuḥ dalam Islam. Kita dituntut untuk bersikap tasāmuḥ. Sebagai contoh sikap tasāmuḥ dalam Islam yaitu, 

a. Di kota Madinah, Rasulullah Saw. tidak sungkan berdampingan dengan pribumi Yahudi maupun Nasrani. 

b. Ketika menaklukkan Jerussalem, khalifah Umar r.a. tidak merusak tempat-tempat ibadah warga non-muslim dan pemeluknya tetap diberikan kebebasan untuk menjalankan ritual agamnya. 

c. Rasulullah Saw. memberi makan seorang beragama Yahudi buta dan miskin. 

d. Ketika ada jenazah seorang Yahudi melintas di sebelah Rasulullah Saw. dan para sahabat, Rasulullah Saw. berhenti dan berdiri. Kemudian seorang sahabat berkata, “Kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi?” Rasulullah Saw. bersabda: “Bukankah dia juga manusia?”

B. Persamaan Derajat (Musāwah)

1. Pengertian Persamaan Derajat (Musāwah) 

Kata musāwah berasal dari kata dasar sawwā berarti meratakan, menyamaratakan. Kata musāwah secara bahasa berarti kesamaan atau ekualitas. Sedangkan secara istilah musāwah adalah sikap terpuji di mana memandang bahwa setiap manusia memiliki harkat dan martabat yang sama

2. Musāwah Dalam Islam 

Menurut Muhammad Ali al Hasyimy dalam Manhāj al-Islām fi al-‘Adalah wa al-Musāwah, ada beberapa hal berkaitan dengan prinsip musāwah dalam ajaran Islam, yaitu: 

a. Persamaan adalah buah dari keadilan dalam Islam. 

b. Setiap manusia sama derajatnya, tidak ada pengistimewaan tertentu pada seorang terhadap orang lain. Maksudnya adalah tanggung jawab yang sama. 

c. Memelihara hak-hak non-muslim. Di antaranya adalah memahami perbedaan keyakinan dan ritual agama. 

d. Persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan dalam kewajiban agama dan lainnya. Maksudnya adalah dalam hak dan kewajiban, Islam menjadikan keduanya sama, yaitu dalam kewajiban-kewajiban agama, hak pribadi, martabat manusia, hak-hak sipil dan kekayaan. 

 e. Persamaan sosial di masyarakat. Maksudnya adalah dalam kehidupan masyarakat, setiap orang baik kaya maupun miskin, pejabat atau rakyat berada pada hak dan kewajiban yang sama meskipun implementasinya berbeda karena faktor otoritas di dalamnya seperti pejabat pemerintah memiliki kewajiban untuk membuat undang-undang sedangkan rakyat tidak berhak untuk membuat undang-undang. 

f. Persamaan manusia di depan hukum. Maksudnya adalah dalam hukum, siapa pun akan menerima hukuman sesuai dengan perilakunya. Tidak ada kata hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas. 

g. Persamaan dalam mendapatkan jabatan publik. Maksudnya adalah setiap orang memiliki hak untuk menjadi pejabat publik. Contohnya ketika Rasulullah memberikan jabatan panglima, gubernur dan jabatan-jabatan strategis lainnya pada banyak budak yang telah dimerdekakan seperti Zaid, Usamah bin Zaid, dan lainnya. 

h. Persamaan didasarkan pada kesatuan asal bagi manusia. Maksudnya adalah setiap manusia dalam kedudukan sama di sisi Allah

3. Membiasakan Berperilaku Musāwah dalam Kehidupan Sehari-hari 

Setelah mengetahui sikap beberapa prinsip musāwah dalam Islam. Kita dituntut untuk bersikap musāwah. Sebagai contoh sikap musāwah dalam Islam yaitu, 

a. Islam datang dengan meningkatkan derajat wanita. Pada masa lampau, wanita dianggap sebagai harta yang dapat diperjual belikan. Setelah datangnya Islam, wanita dikembalikan pada fitrahnya.

b. Ketika seorang Yahudi menagih hutang yang belum jatuh tempo pada Rasulullah, dan ia menagihnya dengan kasar. Ia berkata, “Sungguh kalian adalah orang-orang yang menunda-nunda hutang wahai Bani Abdil Mutthalib”. Lantas ketika Rasulullah melihat para sahabatnya marah atas perkataan tersebut, Rasulullah bersabda, “Biarkan dia, karena orang yang mempunyai hak, punya hak bicara” 

c. Ketika Khalifah Umar Ra. mengirim surat kepada hakimnya Abu Musa al-Asy’ari yang berisi arahan tentang hukum persamaan hak antara manusia di hadapan pengadilan. Beliau berkata, “Samakan antara manusia di hadapanmu, di majelismu, dan hukummu, sehingga orang lemah tidak putus asa dari keadilanmu, dan orang mulia tidak mengharap kecuranganmu.” 

d. Ketika Rasulullah memerintah seorang pemuda sekitar 18 tahun, Usamah bin Zaid sebagai panglima pasukan umat Islam untuk perbatasan Syam. Usamah merupakan panglima termuda pada masa Rasulullah

C. Moderat (Tawasuth) 

1. Pengertian Moderat (Tawasuth) 

Kata tawasuth berasal dari kata wasatha berarti tengah atau pertengahan. Kata tawasuth secara bahasa berarti moderat. Secara istilah tawasuth ialah sikap terpuji di mana menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem dan memilih sikap dengan berkecenderungan ke arah jalan tengah.

2. Tawasuth Dalam Islam Islam 

menyatakan bahwa umat Islam merupakan umat yang tengah-tengah yaitu dalam menyelesaikan sesuatu dengan tanpa kecondongan ke kanan atau pun ke kiri.

3. Membiasakan Berperilaku Tawasuth dalam Kehidupan Sehari-hari 

Setelah mengetahui sikap tawasuth dalam Islam. Kita dituntut untuk bersikap tawasuth. Hal yang perlu di perhatikan dalam penerapan tawasuth, yaitu 

a. Menghindari perbuatan dan ungkapan ekstrim dalam menyebarluaskan ajaran Islam. 

b. Menjauhi perilaku penghakiman terhadap seseorang karena perbedaan pemahaman. 

c. Memegang prinsip persaudaraan dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

D. Saling Bersaudara (Ukhuwwah) 

1. Pengertian Saling Bersaudara (Ukhuwwah) 

Kata ukhuwwah berasal dari kata akhun berarti saudara. Kata ukhuwwah secara bahasa berarti persaudaraan. Secara istilah ukhuwwah adalah sikap terpuji di mana menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap orang lain.

2. Ukhuwwah dalam Islam 

Ukhuwwah dalam Islam sangatlah esensial, bahkan jika ada perselisihan kita diperintahkan untuk mendamaikannya bukan memperkeruh suasananya. Ukhuwwah dalam al-Qur`an diperkenalkan beberapa macam, yaitu: 

a. Persaudaraan senasab, seperti pada ayat yang berbicara tentang kewarisan atau keharaman mengawini orang-orang tertentu. Lihat Surah an-Nisā [4]: 11. 

b. Persaudaraan sekeluarga yaitu persaudaraan yang dijalin oleh ikatan keluarga seperti doa Nabi Musa a.s. dalam al-Qur`an. Lihat Surah Thāhā [20]: 29-30. 

c. Persaudaraan sebangsa walau tidak seagama. Lihat Surah al-A’rāf [7]: 65 

d. Persaudaraan semasyarakat walaupun berselisih paham. Lihat Surah Shād [38]: 23 

e. Persaudaraan seagama. Lihat Surah Al-Hujurāt [49]: 10 

f. Persaudaraan kemanusiaan. Al-Qur`an menyatakan bahwa sesama manusia diciptakan oleh Allah dari Adam dan Hawa. Lihat Surah Al-Hujurāt [49]: 13 

g. Persaudaraan semakhluk dan sehamba kepada Allah. Lihat Surah al-An’ām [6]:38.

3. Membiasakan Berperilaku Ukhuwwah dalam Kehidupan Sehari-hari 

Setelah mengetahui sikap ukhuwwah dalam Islam. Kita dituntut untuk bersikap ukhuwwah. Sebagai contoh sikap ukhuwwah dalam Islam yaitu peristiwa ketika Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar agar saling tolong-menolong antar saudara dan menjalin persatuan umat Islam serta menjadi pondasi dasar membangun negara. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MADRASAH ALIYAH KELAS 12 Template by Ipietoon Cute Blog Design