Senin, 23 Oktober 2023

BAB VII : RAGAM SIKAP TERCELA

A.    Fitnah

1.      Pengertian Fitnah

Dalam percakapan sehari-hari, fitnah digunakan untuk tuduhan yang dilontarkan kepada seseorang dengan maksud menjelek-jelekkan atau merusak nama baik orang tersebut, padahal ia tidak pernah melakukan perbuatan yang dituduhkan kepadanya. Dalam KBBI, fitnah berarti perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang, seperti menodai nama baik atau merugikan kehormatan orang lain. Kata fitnah berasal dari bahasa Arab, asal katanya adalah fatana dalam bentuk fi‘il, yang artinya adalah cobaan dan ujian. Ibn Manẓūr menjelaskan bahwa fitnah adalah al-ibtilā’ (bala), al-imtiḥān (ujian), dan al-ikhtibār (cobaan). Ibrāhīm al-Abyārī menjelaskan bahwa fitnah berarti menguji dengan api, cobaan, kegelisahan dan kekacauan pikiran, azab, dan kesesatan. Mahmud Muhammad al Khazandar, fitnah adalah sesuatu yang menimpa, individu atau golongan berupa kebinasaan atau kemunduran tingkatan iman atau kekacauan dalam barisan Islam. Secara garis besar, kata fitnah mengandung makna ujian dan cobaan. Adapun fitnah yang akan dibahas pada bab ini adalah fitnah dalam bahasa Indonesia.

2.      Fitnah dalam Islam

Islam melarang perbuatan fitnah kepada umatnya. Perbuatan itu akan merenggangkan hubungan dengan orang lain. Perbuatan juga akan menyebabkan seseorang yang baik dan akan tercoreng citranya sehingga ia digunjing oleh orang lain. Selengkapnya, berikut ini beberapa dampak negatif dari perbuatan fitnah 


B.     Hoaks

1.      Pengertian Hoaks

Hoaks adalah berita bohong. Menyebarkan hoaks merupakan sikap tercela yang sering terjadi di zaman modern ini. Seringkali hoaks dibuat untuk menggiring pikiran manusia pada pandangan tertentu. Pandangan yang akan menyesatkan manusia dan menjauhkan mereka dari kebenaran berita. Orang yang menyebarkan hoaks ialah orang yang lemah imannya karena ia tetap menyebarkan hoaks meskipun mengetahui bahwa hoaks akan menimbulkan kekacauan atau karena ia tetap menyebarkan berita tanpa diklarifikasi kebenarannya dahulu.

2.      Hoaks dalam Islam

Islam melarang menyebarkan berita yang belum terbukti kebenarannya karena akan menimbulkan fitnah di mana-mana. Hoaks akan menjadikan seseorang menjadi tidak dipercaya lagi di masyarakat. Oleh karena itu hoaks harus benar-benar dijauhi oleh semua orang

 

C.     Adu Domba

1.      Pengertian Adu Domba

Adu domba juga disebut dengan namīmah. Dalam KBBI, adu domba adalah menjadikan berselisih di antara pihak yang sepaham. Menurut al-Baghawi, adu domba adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu antara seseorang dengan si pembicara. Menurut Imam al-Ghazali, adu domba adalah mengungkapkan sesuatu yang tidak suka untuk diungkap baik oleh orang yang mengungkapkan, orang yang diungkap, atau pun orang yang mendengar ungkapan tersebut, baik yang berupa perkataan maupun perbuatan, baik berupa aib atau pun pujian.

2.      Adu Domba dalam Islam

Islam melarang umatnya melakukan adu domba karena menghancurkan hubungan yang sudah terbangun kokoh sehingga perintah untuk saling mengenal dan saling berbuat baik akan ditinggalkan. Selain hubungan yang akan hancur, adu domba akan memberikan beberapa dampak negatif lainnya

 

D.    Mencari-cari Kesalahan Orang Lain

1.      Pengertian Mencari-cari Kesalahan Orang Lain

Mencari-cari kesalahan orang lain dalam bahasa Arab disebut dengan tajassus. Kata Lisan al-‘Arab, tajassus berarti mencari berita dan menyelidikinya. Secara istilah, kata tajassus berarti mencari-cari kesalahan orang lain dengan cara menyelidiki dan mematainya.

2.      Mencari-cari Kesalahan Orang Lain Dalam Islam

Perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain merupakan perbuatan yang buruk dan dilaknat oleh Allah. Oleh karenanya kita harus menjauhi perbuatan tersebut. Selain itu, perbuatan mencari-cari kesalahan orang lain menimbulkan berbagai dampak negatif untuk pelaku dan korbannya

 

E.     Gosip (Ghibah)

1.      Pengertian Gosip (Ghibah)

Menurut bahasa, gosip (ghibah) berarti membicarakan keburukan orang lain. Ghibah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata ghaaba berarti sesuatu yang tersembunyi dari mata. Secara istilah, ghibah adalah sesuatu pembicaraan dengan ketiadaan orang yang dibicarakan dan obyek pembicaraan tentang kekurangan atau aib seseorang dan orang tersebut tidak rela dengan pembicaraan itu. Menurut Ibnu Mas’ud, ghibah adalah menyebutkan apa yang diketahui pada orang lain, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu adalah kedustaan

2.      Gosip dalam Islam

Islam melarang umatnya melakukan gosip karena menghancurkan hubungan yang sudah terbangun kokoh. Perilaku gosip dapat berubah menjadi fitnah dan hoaks jika kabar itu tidak benar dan berubah lagi menjadi adu domba yang menghancurkan hubungan manusia. Di samping menghancurkan keharmonisan hubungan, perilaku gosip akan memberikan beberapa dampak negatif lainnya, yaitu

a.       Mendapat dosa yang lebih berat dari zina

b.      Dengan melakukan gosip, seseorang telah berbuat zalim kepada orang lain.

c. Orang-orang yang melakukan gosip tidak akan dimaafkan sebelum mereka meminta maaf kepada orang yang dibicarakan. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MADRASAH ALIYAH KELAS 12 Template by Ipietoon Cute Blog Design